da tiga orang siswi
SMA yang bersahabat sejak SMP, mereka adalah Kokom, Dinar dan Restu. Hampir
setiap hari mereka selalu bersama, bahkan Gusti salah satu temannya selalu
menjuluki mereka sebagai “Trio Gembul”
karena mereka bertubuh gempal dan hobi makan, ditambah lagi ibunya Kokom adalah
seorang penjual cupcake, jadi hampir setiap hari mereka memakan cupcake buatan
ibunya Kokom.
Pada suatu hari Dinar dan Restu melihat Kokom
yang tengah duduk menyendiri di bangku taman sekolah, dia terlihat murung dan
wajahnya sedikit pucat. Dinar dan Restu menghampiri Kokom, “Kom, lo kenapa
si..?” tanya Restu. “iya Kom, lo kenapa,? ada masalah ya,? cerita dong sama
kita, kita pasti bisa bantu” tanya Dinar. “gue gak apa-apa ko guys, gue cuma
lagi bingung nih.” Jawab Kokom. “lo bingung kenapa Kom ? ayo dong cerita sama
kita.” Ucap Dinar. Kokom pun menceritakan masalahnya kepada kedua sahabatnya.
Dinar dan Restu sangat menyimak setiap ucapan yang dikatakan Kokom. Ternyata
sudah hampir seminggu Warung Cupcake milik ibunya Kokom tengah sepi, tidak ada
satu pelangganpun yang mampir ke warung tersebut.
Mendengar cerita
dari Kokom, Dinar berpikir sambil bergumam dalam hati, “hmmmmm..gimana ya
caranya ngebantu ibunya Kokom..?” ucap Dinar. Dinar pun terus memikirkan
bagaimana cara membantu sahabatnya tersebut. Tak lama kemudian Restu mengatakan
pada Kokom, “Kom, gimana kalau nanti pulang sekolah kita ke rumah lo ajah, toh
udah lama kan kita gak ke rumah lo. Siapa tau kalau kita udah disana, kita jadi
tau gimana caranya nyelesain masalah ini.” Ucap Restu. “ah lo gimana si Res,
gue baru juga mau ngomong begitu,udah ditikung ajah.” Ucap Dinar. “ya sorry
deh, habisnya lu diem ajah si dari tadi.” Ucap Restu.
Merekapun sepakat
untuk pergi bersama ke rumah Kokom setelah pulang sekolah. Setibanya di rumah
Kokom, mereka melihat ibunya Kokom yang tengah duduk di depan warung sambil
memegang sebuah cupcake yang terlihat sangat lezat, Restu dan Dinar sampai meneteskan
air liur karena melihat cupcake tersebut. Mereka menghampiri ibunya Kokom, “hai
tante, apa kabar ?” tanya Dinar. Ibunya Kokom hanya tersenyum lemas, Dinar dan
Restu hanya saling menatap sambil mengkerutkan dahi. “Maafin ibu gue ya guys,
dia masih ngerasa sedih banget.” Ucap Kokom. “iya gak apa-apa Kom, kita ngerti
ko.” Ucap Restu. Dinar dan Restu melihat ke sekeliling warung cupcake untuk
mengetahui penyebab tidak adanya pelanggan. Tetapi tidak ada hal apapun yang
membuat warung tersebut sepi pelanggan. Dinar pun bertanya dengan baik-baik
pada ibunya Kokom, namun ibunya Kokom hanya tertunduk diam. “Eh kalau gitu gue
beli cupcakenya deh Kom, gue laper banget nih.” Ucap Restu. Restu membeli
sebuah cupcake, namun rasanya tidak ada yang berubah, cupcake buatan ibunya
Kokom tetap yang paling lezat. Sambil memakan cupcake tersebut, Restu bergumam
“mmmm cupcakenya tetap enak, terus apa ya yang bikin warung ini sepi..?” tanya
Restu dalam hati.
Dinar dan Restu terus berpikir penyebab warung
tersebut sepi, tak lama kemudian Dinar berkata “oh gue tau nih guys penyebab
warung ini sepi.” Ucap Dinar dengan percaya diri. “Apaan tuh Din,?” tanya
Kokom. Ternyata penyebabnya adalah pelanggan yang biasa membeli cupcake di
warung tersebut merasa bosan dengan rasa cupcake yang dibuat ibunya Kokom,
karena cupcake tersebut memang hanya memiliki satu rasa, yaitu rasa coklat.
Mendengar hal tersebut Restu langsung berpikir untuk membantu membuat cupcake
dengan varian rasa yang lebih banyak, mulai dari rasa durian, rasa keju, rasa
stroberi, dan lain sebagainya. Kokom dan Dinar sangat antusias dengan ide dari
Restu tersebut, mereka berpikir bahwa itu merupakan cara untuk mengembalikan
keadaan warung menjadi ramai kembali. Ibunya Kokom pun yang semula hanya
tertunduk diam ikut membantu mereka untuk membuat cupcake dengan
rasa yang berbeda.
Semua mempunyai tugas masing-masing, ada yang membeli bahan untuk cupcake dan
ada yang merapikan warung cupcake.
Setelah bahan
terkumpul dan warung sudah rapih, mereka pun mulai membuat cupcake dengan
berbagai rasa. Setelah selesai, mereka pun menjajakan cupcake tersebut di
warung. Tidak lama kemudian ada seorang pelanggan yang melihat cupcake yang
unik dan terlihat sangat lezat, pelanggan itu membeli dua buah cupcake. Ibunya
Kokom terlihat sangat senang.
Beberapa hari
kemudian Warung Cupcake milik ibunya Kokom terlihat semakin ramai dari
sebelumnya. Ibunya Kokom terlihat sangat sibuk melayani semua pelanggannya, dan
ternyata warung tersebut berganti nama dari sebelumnya “Cupcake Lezat” menjadi “Cupcake
Sahabat”. Dinar, Kokom dan Restu tersenyum bahagia, karena persahabatan
mereka bisa semanis cupcake yang selalu mereka nikmati setiap hari.
Maaf sedikit saran ...tulisanya agak nyakitin mata karna warna biru nya terang bnget .maaf ya
BalasHapus